JAMBI-Pengamat Politik dari UIN STS Jambi Dr. Dedek Kusnadi, S.Sos, M.Si, MM, mengingatkan kepada Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi Al Haris-Abdullah Sani, agar hati-hati dalam menentukan arah dukungan dalam Pilwako Jambi 2024.Ini dikarenakan, menurut Dedek, Gubernur itu milik masyarakat Jambi, dan itu melekat pada personalnya.
‘’Bukan seperti yang di sampaikan oleh para tim sukses Gubenur mendukung salah satu calon karena satu partai politik dengan Cawako Jambi, Maulana,’’ ujar Dedek.
Menurut Dedek, saat ini telah terjadi polarisasi yang kuat di masyarakat dalam Kota Jambi. Sehingga jika Haris sebagai calon gubernur terlalu nampak dukungan politiknya pada seorang calon walikota justru berpotensi menggerus elektabilitasnya sendiri di Pilgub Jambi.
‘’Kalau beliau (Al Haris, red) terlalu nampak atau all out mendukung salah satu kandidat di Pilwako Jambi, juga Pilkada kabupaten lainnya, akan berpengaruh terhadap elektabilitas beliau di Pilgub Jambi yang digelar berbarengan dengan Pilkada di daerah,’’ ujar Dedek.
Selama ini, ia mengatakan, ada framing media dan media sosial seolah dukungan Gubernur di Pilwako berlabuh ke Maulana, sehingga membuat pendukung calon lain enggan mendukung Haris selaku Gubernur.
‘’Kalkulasi politik saya, sangat merugikan Pak Gubernur jika terlalu nampak mendukung Maulana di Pilwako, karena ia akan ikut tergulung dalam putaran polarisasi pilihan masyarakat di Kota. Tentu hal ini akan membuat pak Gubernur rugi secara elektoral," ungkapnya.
Selain polarisasi politik, ia juga mengingatkan Gubernur bahwa Maulana selaku calon Walikota memiliki beban elektoral untuk dibantu, alasannya tak lain Maulana memiliki antipati politik yang besar, yang muncul dari kebiasaan politikya keluar masuk partai politik serta pecah kongsinya Maulana dengan Sy Fasha diujung jabatan mereka sebagai Walikota dan Wawako dulu, serta terakhir janji Maulana pada banyak orang untuk dijadikan wakil, akan melahirkan blunder politik bagi Maulana. Empat alasan ini menurut Dedek harus membuat Gubernur Haris berfikir ulang untuk mendukung Maulana di Pilwako.
"Tak menguntungkan bagi Gubernur Haris untuk mengendong Maulana sebagai tandem, baik karena ada polarisasi yang keras, antipati politik pada Maulana akibat sering keluar masuk partai, maupun soal hubungan personalnya dengan Fasha, serta janji ia ke banyak orang untuk jadi wakil akan melahirkan blunder tersendiri," tandasnya. (*)